Obesitas: Jalan Tol Menuju Stroke

by Nov 19, 2017Artikel0 comments

Apakah yang anda pikirkan bila mendengar kata “jalan tol”? Cepat… bebas hambatan… pacu gas… Namun bagaimana bila jalan tol tersebut membawa kita ke jurang? Apakah anda akan berhenti? Berbalik arah? Atau tetap memacu gas karena tidak percaya mengenai jalan akhir yang akan anda tuju? Mari kita bersama belajar mengenai jalan tol yang bernama obesitas. Apakah akhir dari jalan tol tersebut? Bagaimana kondisi jalannya? Bagaimana cara kita berhenti atau putar balik bila kita menyadari bahwa bukan jalan ini yang ingin anda tuju?

Apakah obesitas itu?

Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan antara tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal. Obesitas dapat diketahui dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT).

    \[ IMT = \frac{BB(kg)}{TB(m)^2} \]

Keterangan:
IMT = Indeks massa tubuh

BB = Berat badan (kg)
TB = Tinggi badan (m)

Mari kita hitung indeks massa tubuh kita. Bila IMT anda 25-29,9 kg/m² maka anda menderita kegemukan atau kelebihan berat badan. Bila IMT anda lebih dari 30 kg/m² maka anda adalah penderita obesitas. Pada IMT rentang 25-50 kg/m², setiap kenaikan 5 kg/m² berhubungan dengan peningkatan risiko kematian pada stroke sebesar 40%. Kita perlu mewaspadai obesitas karena angka kejadian obesitas pada kelompok usia dewasa terus meningkat dewasa ini (berkisar antara 13-34%).

Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian obesitas?

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi kejadian obesitas, seperti:

1. Genetik
Faktor genetik merupakan penguat risiko terjadinya obesitas dan faktor ini tidak dapat diubah karena sudah kita bawa sejak lahir. Anak yang memiliki orang tua dengan berat badan yang normal memiliki risiko terjadi obesitas sebesar 10%, anak dengan salah satu orang tua yang menderita obesitas memiliki risiko sebesar 40-50% terjadi obesitas dan anak yang memiliki kedua orang tua yang menderita obesitas memiliki risiko 70-80% terjadi obesitas. Bagi anda yang memiliki faktor genetik, janganlah berkecil hati. Mari kita kendalikan faktor-faktor yang lain sehingga anda terbebas dari obesitas.

2. Hormonal
Beberapa hormon dapat mempengaruhi berat badan baik secara langsung atau tidak langsung. Hormon tiroid dapat meningkatkan metabolisme tubuh, sehingga bila kekurangan hormon tersebut dapat menurunkan metabolisme tubuh yang dapat meningkatkan berat badan. Hormon insulin dapat menimbulkan penimbunan lemak, sehingga kelebihan hormon tersebut dapat meningkatkan berat badan. Hormon leptin berfungsi untuk metabolisme tubuh dan pengatur nafsu makan, bila terjadi gangguan pada hormon ini maka dapat menimbulkan nafsu makan yang terlampau hebat sehingga meningkatkan berat badan. Konsultasikan dengan dokter mengenai kondisi anda bila mengalami obesitas, kemungkinan gangguan hormon bisa menjadi salah satu penyebabnya.

3. Asupan makanan berlebih dan tidak seimbang
Asupan makanan yang berlebihan dan tidak seimbang dapat menyebabkan obesitas. Pola makan yang tinggi lemak dan tinggi kandungan gula akan menyebabkan kalori yang berlebihan dan dapat menimbun lemak di tubuh, apalagi tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup. Oleh karena itu perlu kita jaga asupan makanan yang rendah lemak (pilih protein rendah lemak seperti ikan dan ayam tanpa kulit, kurang konsumsi daging merah, hindari menggoreng makanan dengan minyak goreng bekas pakai dan kurangi konsumsi gorengan yang berlebihan), kurangi konsumsi makanan yang mengandung gula (ganti nasi dengan karbohidrat lain yang penyerapan gulanya lebih lambat seperti gandum dan nasi merah dan hindari konsumsi makanan dan minuman manis yang tinggi gula), serta konsumsi sayur dan buah minimal 5 porsi sehari.

Bagaimana obesitas dapat menyebabkan stroke?

Penderita obesitas lebih rentan mengalami faktor risiko stroke yang lain seperti kencing manis, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan obstructive sleep apnea (keadaan henti napas sementara yang dialami karena lidah menutup jalan napas saat tidur). Kondisi-kondisi tersebut dapat meningkatkan penumpukan lemak pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan tersumbatnya pembuluh darah di otak yang kita sebut sebagai stroke. (Silahkan baca mengenai gejala stroke di web ini).

Bagaimana cara saya menurunkan risiko kejadian stroke bila saya menderita kegemukan dan obesitas?

Penurunan berat badan merupakan strategi yang paling efektif untuk mencegah terjadinya stroke pada penderita kegemukan dan obesitas. Ingat, kunci utama adalah dengan menurunkan berat badan. Penurunan berat badan dapat dimulai dari diri sendiri dengan mengatur pola makan yang baik, olahraga yang rutin dan teratur dan tidur yang cukup dan berkualitas. Bila hal tersebut telah anda lakukan, namun belum dapat menurunkan berat badan, maka anda dapat mencari pertolongan. Dokter gizi klinik dapat membantu anda melakukan program penurunan berat badan yang baik dan benar.

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Segeralah berbalik arah bila anda sudah mengetahui bahwa tujuan akhir dari obesitas adalah stroke yang dapat menyebabkan kecacatan dan bahkan kematian.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.