Pertolongan Pertama Saat Orang Terdekat Terkena Stroke

by Oct 27, 2017Artikel4 comments

Suatu pagi, matahari masih belum menyingsing dengan teriknya. Suami ibu A terbangun. Saat akan beranjak dari tempat tidur, lengan dan tungkai kanan lemah dan sulit digerakkan sehingga menyebabkan bapak tersebut tersungkur jatuh di samping tempat tidur. Bapak tersebut ingin memanggil istrinya untuk meminta pertolongan, namun suara yang dikeluarkan pelo dan sulit dimengerti. Sang istri dengan segera menghampiri suaminya. Apakah tindakan yang tepat dilakukan oleh sang istri?

Ilustrasi kasus di atas menunjukkan siapapun dapat terkena stroke, bahkan orang terdekat kita sekalipun. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengenali gejala stroke dan melakukan tindakan yang tepat sehingga dapat menyelamatkan orang terkasih kita.

1. Kenali gejala stroke
Cara paling mudah untuk mengenali gejala stroke adalah dengan meminta pasien tersenyum, perhatikan dengan seksama apalah bibir simetris atau tidak. Minta pasien untuk menggerakkan kedua lengan dan tungkai serta mengatakan kata-kata yang mengandung huruf r, seperti “ular lari lurus”. Bila senyum tidak simetris, salah satu sisi lengan dan tungkai sulit digerakkan atau lebih lemah dan bicara menjadi pelo atau cadel secara mendadak, berarti keluarga anda kemungkinan besar terkena serangan stroke (Brain attack!). Kenali juga gejala stroke lainnya di sini.

2. Segera panggil ambulan terdekat
Pastikan anda mengetahui nomor telepon ambulans terdekat yang dapat dijangkau segera dari tempat tinggal anda. Segera hubungi ambulan terdekat dan sampaikan beberapa informasi mengenai pasien seperti jenis kelamin, usia, alamat, gejala yang dialami pasien. Alternatif lain adalah segera bawa pasien ke rumah sakit terdekat.

Tips!

  • Cek telepon anda sekarang, apakah sudah memiliki nomor telepon emergensi RS yang dekat dengan tempat tinggal anda?
  • Catat waktu kejadian seakurat mungkin karena hal ini penting bagi dokter untuk menentukan terapi selanjutnya

3. Perhatikan posisi pasien
Pasien disarankan diposisikan berbaring terlentang dengan kepala hingga bahu lebih tinggi sekitar 30º. Posisi ini adalah posisi yang paling optimal untuk aliran darah ke otak. Jika pasien muntah, miringkan sejenak dan bersihkan mulut pasien agar tidak ada sisa muntahan yang menyumbat jalan nafas. Bila pasien kejang, jangan memasukkan apapun ke dalam mulut pasien.

4. Berikan minuman sedikit demi sedikit
Pada pasien stroke, sangat rentan terjadi gangguan saraf menelan yang berdampak terhadap kesulitan pasien untuk menelan. Oleh karena itu, berikanlah air minum sedikit demi sedikit untuk melihat kemampuan pasien menelan. Apabila terdapat kesulitan menelan, segera hentikan pemberian minum, karena dapat membahayakan pasien.

5. Jangan panik
Ciptakan suasana yang santai untuk pasien. Jangan membuat suasana panik, apalagi sampai banyak anggota keluarga yang mengerubungi pasien. Upayakan pasien tetap dapat menghirup udara segar.

6. Waktu adalah otak
Hal yang paling penting bagi pasien stroke adalah waktu. Setiap detiknya sangat berharga untuk menyelamatkan sel otak pasien. Jangan tunda lagi untuk segera mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan terdekat.

4 Comments

  1. dr betty djajaputra

    Bagaimana kalau jauh dari rumah sakit.

    Reply
    • Deddy Andaka

      Hi Dok, dalam penatalaksanaan stroke, kita mengenal istilah prehospital management. Jadi ketika didapatkan gejala-gejala stroke dan tidak ada RS yang memiliki fasilitas stroke center di daerah tersebut, pasien bisa dibawa ke faskes primer terdekat seperti Puskesmas. Sambil berkoordinasi dengan RS rujukan, pasien bisa diberikan penanganan umum di sana. Kalau pun daerahnya sangat terpencil dan hanya ada RS yang tidak memiliki fasilitas imaging stroke, diagnosis jenis-jenis stroke bisa menggunakan sistem skoring seperti Siriraj score yang memiliki sensitivitas dan spesifisitas >80%. Semoga membantu.

      Reply
      • Ex

        Dok, Seberapa pentingkah pemeriksaan MRI/CT Scan untuk deteksi dini penyakit stoke? Apakah semua orang perlu memeriksakan MRI/CT Scan agar bisa mengetahui kemungkinan kena stroke di kemudian hari?

        Reply
        • Deddy Andaka

          Hi Ex, saat ini, pemeriksaan MRI/CT Scan bukanlah prosedur rutin yang harus dikerjakan pada setiap orang untuk deteksi dini penyakit stroke. Dokter akan melihat faktor risiko yang dimiliki serta keluhan atau gejala yang dialami.

          Namun pada kasus-kasus tertentu, pada orang yang 2 keluarga dekatnya memiliki aneurysma (kelainan pada dinding pembuluh darah yang dapat berakibat pecahnya pembuluh darah) dan pada pasien dengan penyakit ginjal polikistik, disarankan untuk screening menggunakan MRA.

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.